Raden Tole Iskandar Pahlawan Kota Depok
Depok merupakan sebuah kota penyanggah ibukota Jakarta, yang terletak di tengah-tengah antara Jakarta dan juga Bogor yang telah mendapatkan status kota pada 27 April 1999. Namun adakah yang tahu siapa tokoh pahlawan yang berasal dari Depok ?
Sumber foto: siarandepok.com |
Pahlawan Kota Depok
Mungkin tak banyak yang tahu pahlawan yang berasal dari kota Depok ini bernama Raden Tole Iskandar beliau lahir di Depok, Jawa barat dan meninggal dalam pertempuran dengan sekutu di Cikasintu,Sukabumi,Jawa barat pada tahun 1947. Raden Tole Iskandar merupakan salah seorang pahlawan kemerdekaan, namanya pun diabadikan menjadi sebuah nama jalan di kota Depok.
Riwayat Hidup Tole Iskandar
Raden Tole Iskandar lahir di Gg. Kembang Ratujaya Kota Depok. Raden Tole Iskandar Merupakan anak sulung dari 7 bersaudara, iya mempunyai 6 orang adik yaitu Tuti, Sukaesih, Sugito, Suyoto, Mulyati dan Slamet mulyono. Tole iskandar merupakan anak dari pasangan Raden Samidi Darmorahardjo dengan Sukati Setjodiwiryo, kakek Tole iskandar merupakan mentri perairan pada zaman Hindia-Belanda di Depok.
Tole Iskandar adalah pahlawan yang gugur pada saat berperang melawan sekutu di perkebunan Cikasintu, kabupaten Sukabumi pada tahun 1947 bersama batalion 8. Saat gugur pangkatnya naik menjadi letnan dua dan kini makam Tole Iskandar berada di TMP Dreded, Kota Bogor setelah di pindahkan dari sukabumi, saat gugur Tole Iskandar berusia 25 Tahun, Keluarga Tole Iskandar kini tinggal diwilayah Bojong Pondok terong.
Perjuangan Tole iskandar
Raden Tole Iskandar mempunyai catatan perjuangan yang tertulis dalam Laskar Pemuda Depok, Laskar itu terkenal dengan nama sebutan kelompok 21, pada 21 September 1945 diadakannya rapat pertama kali di sebuah rumah di jalan kartini. Tole Iskandar berikut denga 7 bekas anggota heiho dan juga dengan 13 Anggota Pemuda Islam Depok mengadakan rapat dan memutuskan membentuk barisan keamanan untuk wilayah Depok.
Tole Iskandar akhirnya terpilih menjadi komandan, mereka adalah cikal bakal perjuangan di Depok, Ide pembentukan barisan keamanan didasarkan pada situasi setelah kemerdekaan tidak menentu, semua hal berbau Belanda dan yang tidak mau memasang bendera merah putih di anggap musuh.
Hal ini yang mengakibatkan pecah insiden di jalan pemuda, para masyarakat kampung merebut semua harta melalui peristiwa Gedoran Depok dan mereka menawan para keturunan Belanda Depok ke daerah Bogor. Belanda Depok adalah mantan pekerja Cornelis Chastelein dan mereka pun mendapatkan jatah warisan Cornelis berupa tanah agar bisa dikelola.
Para pekerja itu di datangkan dari Sulawesi, kalimantan,Timor dan juga Bali dan kemudian Cornelis membentuk 12 marga setelah penghapusan perbudakan pada tahun 1714, ke 12 marga itu antara lain : Laurenz, Loen, Leander, Jonathans, Toseph, Yakob, Sudira, Samuel, Sadok, Isac, Bakas, Tholence.
Dan kini keturunan mereka pada umumnya tinggal di kawasan Depok lama.
Kelompok 21 yang dipimpin oleh Tole Iskandar Mengumpulkan Belanda Depok di sebuah tempat di dekat stasiun Depok supaya tidak menjadi korban dendam terhadap Belanda. Tole Iskandar juga ikut dalam mengusir penduduk Belanda di Depok serta terlibat perang di Kalibata dan juga Bogor.
Pada saat itu senjata yang dimiliki oleh barisan keamanan ini hanya 4 pucuk carabine Jepang, Itu pun adalah hasil rampasan dari kepolisian jepang yang bertugas di Depok. 21 Orang ini di beri nama kelompok 21 oleh Kolonel samuan yang merupakan salah satu penyusun sejarah perjuangan di Bogor.
Pada tanggal 15 Oktober 1945 di bentuk BKR Resimen II di Bogor yang membawahi 4 Batalion antara lain : batalion I Depok, Batalion II Leuwiliang, Batalion III Cileungsi, Batalion IV Bogor.
Dan Laskar Pemuda Depok yang di pimpin oleh Tole Iskandar langsung meleburkan diri kedalam Batalion I Depok dan setelah Batalion masuk ke Depok puluhan pemuda islam setempat ikut mendaftarkan diri menjadi TKR dan juga berkali-kali menyerang pasukan Inggris di Pasar Minggu dan juga markasnya yang berada di kalibata.
Pada saat terjadi pertempuran dengan tentara belanda di perkebunan Cikasintu, Tole Iskandar telah gugur sebelum melakukan penyerbuan di Bojong Gede, melawan pasukan Gurkha di Citayam dan Pabuaran. Karena begitu hebatnya perjuangan Tole Iskandar hingga ketika Ia gugur adalah pukulan berat bagi para rekan-rekannya yang bertahun-tahun berjuang bersama dirinya.
Depok di serang secara besar-besaran oleh gabungan tentara inggris dan Belanda pada tanggan 16 Juni 1948 dan perjanjian Renville pada 17 Januari 1948, Jawa barat harus dikosongkan oleh para pejuang dan akhirnya semua pasukan hijrah ke Jawa tengah, Untuk mengisi kekosongan pejuang di jawa barat akhirnya Jendral Sudirman dan Tan malaka berunding sehingga menghasilkan dibentuknya pasukan rahasia yang di beri nama Devisi bambu runcing yang berada dibawah kepemimpinan Sultan Akbar dan juga bersama para pemuda yang mondok di asrama menteng 31 yang sekarang di beri nama Gedung joang'45.
Devisi bambu runcing mengeluarkan maklumat pada 11 Oktober 1949 yang menentang seluruh perundingan dengan Belanda karena menilai seluruh hasil rundingan hanya merongrong dan menggerogoti cita-cita kemerdekaan karena mereka menginginkan kemerdekaan 100% dan mau tak mau mereka harus berhadap-hadapan dengan republik yang baru seumur jagung. Perseteruan semakin menjadi-jadi menyusul adanya pemberlakuan restrukturisasi dan juga rasionalisasi pada tubuh angkatan bersenjata.
Dan akhirnya perang saudara pun meletus, daerah yang dikuasai bambu runcing bergolak termasuk Depok, bambu runcing dipimpin oleh seorang jawara betawi yang bernama sengkud yang bermarkas di Bulak Garong kini telah menjadi perumahan pesona Khayangan, sengkud sudah tersohor dari sebelum memimpin bambu runcing bahkan ia pernah bergabung dengan pertahanan desa pramoedya Ananta.
Depok pun mencekam dan pembunuhan terjadi hampir setiap hari, laskar rakyat yang awalnya bergelirya menggencarkan serangan sporadis terhadap penjajah berubah menjadi perampok yang sadis, hanya saja yang dirampok adalah orang-orang yang dianggap bersebrangan dengan mereka, setiap malam ada saja yang di gedor pintu rumahnya oleh mereka.
Tole Iskandar Diabadikan Dengan Nama Jalan
Bagi masyarakat Depok, khususnya warga yang bertempat tinggal di Depok Timur jalan Tole Iskandar bukanlah nama yang asing karena sebelum jalan proklamasi dan juga jalan keadilan di buka jalan Tole Iskandar adalah satu-satunya akses menuju terminal Depok maupun Stasiun Depok dan setiap hari jalan itu dilalui warga untuk menuju DKI Jakarta.
Apalagi saat dulu jalan proklamasi dan jalan keadilan belum ada akses menuju ke DKI Jakarta hanya melalui jalan Tole Iskandar menuju Jalan raya Bogor, bukan jalan margonda seperti saat ini dan letak jalan Tole Iskandar ini sekitar 2 kilometer dari jalan pemuda dan melintasi jembatan panus peninggalan belanda.
Demikianlah informasi yang dapat kami sampaikan mengenai pahlawan kota Depok Raden Tole Iskandar Semoga Informasi ini dapat bermanfaat bagi anda sekian dan terimakasih.
Posting Komentar untuk "Raden Tole Iskandar Pahlawan Kota Depok"
Berkomentarlah Dengan Bijak