Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tentang Buku: Mereka Bilang Saya Gila Bob Sadino Untuk Membangkitkan Berwirausaha

Bob Sadino sering dianggap sebagai entrepreneur ikon di Indonesia. Keberhasilannya menjadi pioner di bidang agrobisnis dan agroindustri dengan bendera Kemchicks Group begitu membekas. Pergaulannya yang lua di berbagai kalangan dan kepiawaiannya berkomunikasi pun tak di ragukan lagi. Tapi, yang tak kalah menarik adalah gaya Bob dalam berpakaian, dan bertindak. Inilah komentar publik; nyentrik, unik, stylish, berkelas, provokatif, kontroversial, berani, sangat merdeka, the real entrepreneur, bahkan fenomenal. Namun, satu kalimat yang mungkin paling mewakili semua pandangan tersebut, seperti yang Bob sendiri katakan, " Mereka bilang saya gila!".

Pic Jepretan Pribadi
Buku ini bukan biografi, tetapi sebuah buku provokasi dan lecutan-lecutan agar orang-terutama kaum terpelajar bergelar sarjana-berani menggeser paradigma, bahwa teori tanpa praktik itu nonsense atau nothing. Bahwa, gerakan kewiraswastaan adalah pemicu kebangkitan Indonesia.

Buku ini juga membeberkan konsep-konsep orisinal Bob tentang dunia entrepreneurship, Roda Bob Sadino, Lingkaran Bob Sadino, revolusi pendidikan, saudara-saudara wiraswasta, seni bisnis, dan sebuah diskusi tentang kepemimpinan nasional ideal di mata seorang wiraswasta sejati.

Kuadran Tahu Dan Kuadran Bisa

Mereka yang di anggap kompeten di kuadran Tahu bisa saja menjadi tidak kompeten lagi manakala harus terjun ke tengah-tengah masyarakat" (kata Om Bob Sadino) didalam buku Bob Sadino Mereka Bilang Saya Gila.

Om Bob menggambarkan orang-orang di kuadran TAHU ini seperti mereka yang sedang belajar menembak. Orang-orang ini dibekali dengan macam teori, teknik, atau cara menembak yang jitu. Tetapi mereka biasanya tidak pernah menyentuh senapan beserta pelurunya, terlebih lagi belajar menembakannya ke sasaran tertentu.

Gambar buku Bob Sadino Mereka Bilang Saya Gila
Mereka memang tahu cara menembak, tetapi tidak otomatis bisa menembak. Oleh sebab itu, mereka yang di anggap kompeten di kuadran TAHU bisa saja menjadi tidak kompeten lagi manakala harus terjun ke tengah-tengah masyarakat.

Berikutnya, kuadran kedua yang menjadi antitesis bagi kuadran pertama tadi dinamakan kuadran BISA, dan kadang di sebut kuadran MASYARAKAT atau kuadran JALANAN. Kuadran kedua ini menggambarkan bagaiman orang-orang yang tidak sekolah belajar melakukan atau mengerjakan sesuatu pekerjaan di berbagai bidang.

Mereka tidak mengerjakan pekerjaanya dengan menyandar diri pada teori-teori tertentu. Sebab, mereka memang tidak peduli apalagi menguasai teori. Titik berangkat mereka adalah praktek, melakukan tindakan, mengerjakan sesuatu, dan sepenuhnya belajar dari proses tersebut.

Wilayah belajar mereka adalah dalam dunia praktek, dalam kehidupan riil, atau di tengah-tengah masyrakat.

Baca Juga: Wulang Reh Leadership Tentang Kepemimpinan

Orang-orang di kuadran bisa dapat saja mengerjakan pekerjaannya dengan benar, tetapi bisa pula melakukan kesalahan. Namun, kedua pengalaman itu menjadi sumber pembelajaran yang utama. Karena proses belajar daloam bentuk praktek yang berulang-ulang itulah orang-orang yang sebelumnya tidak bisa menjadi BISA.

Kerenkan buku ini, buku ini di tulis oleh seorang penulis Bestseller [ Edy Zaqeus ]
Yang Perlu Mezzanine Klik Saja

Posting Komentar untuk "Tentang Buku: Mereka Bilang Saya Gila Bob Sadino Untuk Membangkitkan Berwirausaha"